Muhammad Mahdi Al Jawahiri |
A. Biografi Muhammad Mahdi Al Jawahiri
Muhammad Mahdi Al Jawahiri atau yang biasa dikenal dengan Al Jawahiri adalah seorang sastrawan berkebangsaan Irak. Al Jawahiri lahir di Najaf Iraq pada tahun 1900. Ayahnya adalah Abdul Husein seorang cendikiawan Najaf. Oleh karea itu Al Jawahiri merupakan keturunan Arab berkebangsaan Irak, salah satu bukti yang membuktikan dia adalah orang Irak adalah satu baris dari perkataannya: Aku adalah orang Irak, lisanku adalah hatinya dan darahku adalah eufratnya, jiwaku berasal dari cabangnya yang terbentuk (Diwan Al Jawahir, 1982).
Al Jawahiri sudah bisa membaca al-quran sejak kecil sebab sejak awal ia telah belajar ke sejumlah syekh dan gemar menggubah syiir. Pada tahun 1924 diikuti pada tahun 1926 ia melakukan sebuah perjalanan ke Iran. Pada tahun 1927, ia memutuskan untuk menjadi seorang pengajar di Al Kadhimiya, dan pada tahun itu pula diwan pertama nya dicetak dengan judul “Diwan Muhammad Mahdi Al Jawahiri”.
Pada tahun 1930 ia menerbitkan korannya yang berjudul “Efrat” dan pemerintah tidak melarang penerbitan korannya sehingga ia tetap bisa mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain. Pada tahun 1935 ia kembali menerbitkan diwan keduanya dengan nama “Diwan Al Jawahiri”.
Pada tahun yang sama korannya kembali menerbitkan surat kabar dengan tema kudeta dan penentangan terhadap kebijakan pemerintah, akan tetapi tema tersebut membuat amarah pemerintah sehingga pemerintah menghentikan penerbitan koran tersebut dan menghukum Al Jawahiri selama tiga bulan. Pada tahun 1949 dan 1950 ia menerbitkan bagian pertama dan kedua dari diwannya dengan edisi terbaru, dan di tahun 1953 ia mengeluarkan bagian ketiganya.
Dia mulai melakukan penentengan dan pemberontakan atas pemerintah hingga terpaksa pindah ke Suriah, di Suriah pemerintah disana menyambutnya dengan baik dengan memberikannya tempat tingal. Hingga saat pecahnya revolusi 14 Juli 1958 , dia kembali ke Baghdad dan kambali menerbitkan korannya dengan judul “Ar Ra’yu Al ‘Am”, dan juga terpilih sebagai Ketua Persatuan Serikat Sastrawan dan Jurnalis Irak.
Tidak lebih setahun setelah revolusi berakhir, ia menghadapi pelbagai kseulitan dan kehawatiran dalam hidupnya hingga akhirnya meninggalkan Irak dan pergi ke Praha. Di Praha ia menetap sebagai seorang tamu di Persatuan Sastrawan Cekoslowakia selama tujuh tahun.
Pada tahun 1967 ia datang ke Beirut untuk mencetak seluruh koleksi diwannya dan bersepakat dengan Dar Al Tali’ah untuk menerbitkan diwannya. Setelah revolusi 17 Juli 1968 ia kembali ke Irak dan diterima dengan sambutan yang meriah. Dari tahun itu hingga tahun 1973 ia menjadi delegasi Irak pada pelbagai konferensi sastrawan di dunia arab, dan ia menjadi orang pertama yang menjadi pusat perhatian dan penyair arab terhebat.
Baca Juga: Bografi Ibrahim Tuqan Tokoh Sastrawan Arab
B. Karya Sastra Muhammad Mahdi Al Jawahiri
Al Jawahiri merupakan penyair yang cenderung berkarya pada sastra jenis puisi. Al Jawahiri memiliki koleksi puisi yang sangat besar berjudul “Diwan Al Jawahiri” yang terbagi dalam 4 jilid dan disebut “Dar Al Audah”. Diwan ini dicetak dan diterbitkan di Beirut dalam pengawasan Al Jawahiri sendiri. Dalam diwan ini terdapat bermacam macam puisi tentang politik dan sosial, yang berisi gambaran tentang alam dan perempuan, di bagian akhirnya terdapat banyak syi’ir munasabat.
Karyanya banyak menyinggung pemerintah dan kebijakan para pejabat di dalamnya. Al Jawahiri dalam puisinya memposisikan dirinya sebagai seorang revolusioner yang berkomitmen pada perjuangan rakyat dan tanah air. Dia menyerang para pejabat dengan kejujuran dan keberaniannya. Syiirnya bagaikan ombak yang meluap dan menderu deru. Seolah ia adalah suara peradilan yang bergema dalam gelombang pidato yang penuh dengan kemegahan yang dibiayai negara. Keunggulan dari karyanya ialah ia sangat berani dan terang terangan saat menyinggung kekuasaan yang ada, tak segan segan ia mengungkapkan ketidakadilan, kesemena menaan dan penyiksaan yang di hadapi oleh rakyat tanah airnya dalam bentuk syiir yang indah.